Senin: Thanks God It’s Monday (T.G.I.M)

Bagikan:

Okeh…jika membaca artikel ini, yang perlu kalian ketahui adalah ini cerita semasa kuliah yang lagi-lagi latepost karena lupa publikasi haha. Tak apa, lebih baik menjadikan artikel ini terbit daripada harus berjejalan dan berdiam diri selamanya di hardisk. Artikel ini menjadi cerita menarik tersendiri bagi saya pribadi untuk selalu menunggu hari Senin tiba dengan ucapan Syukuran Senin: Thanks God It’s Monday (T.G.I.M).

senin

Syukuran Senin

Tulisan ini merupakan ungkapan betapa hari Senin yang selama ini kebanyakan orang bosan dengannya, tetapi Senin kemarin justru menjadi hari yang saya tunggu-tunggu walaupun secara pribadi saya juga suka dengan ekspresi “Huray, T.G.I.F” sih haha. Andaikan tak ada hari Senin, apa mungkin akan datang hari Selasa? Begitu juga hari-hari berikutnya. Pada dasarnya semua hari adalah berkah dan saling berkaitan satu dengan yang lain sehingga terbentuklah history, not just story untuk diri kita masing-masing bahkan untuk bangsa ini. Lanjut masuk untuk penjelasan mengapa saya senang kali ini.

  1. Tumpukan draft artikel yang menuntut terbit
    Blogging…typing…blogging…and typing…yah, itulah hobi saya belakangan ini. Dengan sedikit mengabaikan sisi kecintaan saya pada programming, papan tuts keyboard laptop memanggil saya untuk terus mengetik dan mengetik. Bukan mengetik kode dan logika seperti biasanya, tetapi mengetik sebuah cerita untuk berbagi melalui web ini. Beberapa draft artikel yang sudah saya siapkan hanya akan menjadi file berserakan tatkala tidak diterbitkan. Bahkan, artikel ini sudah saya buat pada 9 Desember 2015, udah hampir setahun ini wkwk.
    tanggal artikel
    Satu alasan yang membuat draft saya tak kunjung terbit di web adalah membatasi koneksi internet – jangan disalahpahamkan keterbatasan koneksi internet loh ya hehe. Ya, saya membatasi koneksi internet saya untuk menjaga diri agar tidak kecanduan dengan selalu membaca social media dan tentunya bermain game 😀
    Pembatasan ini bagi saya perlu untuk menjaga diri agar tetap produktif dalam mengetik tut-tuts laptop dan menyelesaikan skripsi saya dengan SEGERA. Coba tebak bagaimana hasilnya? Alhasil….mari baca kisah selanjutnya 😀
  2. Bimbingan skripsi
    Bimbingan skripsi yang tak kunjung rampung menjadikan saya semangat menjalani Senin apalagi tatkala Kamis kemarin saya ditolak dosen untuk bimbingan. Coba bayangkan…dari rumah di Demak, itupun masih masuk ke jeroannya Demak dan sampai di Semarang butuh sekitar dua jam hanya demi bimbingan. Ketika masuk ruang dosen dan memohon untuk bimbingan, kalian ditolak mentah-mentah karena dosennya sedang full dan banyak kerjaan yang harus diselesaikan. Apa ekspresi kalian? Sadness, angry, hopeless, campur aduk meninggalkan si enjoy di ruang dosen. Harapan muncul kembali saat saya bertanya pada dosen, “Kapan bisa bimbingan, Pak?” Seraya menunggu detik-detik dosen menjawab dan akhirnya muncul kata “Senin”. Itu merupakan percikan semangat untuk berangkat lagi dengan motor butut pada Senin ini.

O, iya. Alhasil salah satu hasil dari pembatasan saya dengan internet tersebut adalah selesainya bab keempat saya sehingga saya bisa bimbingan. Yang masih terekam dalam memori saya saat ini terhitung setahun yang lalu adalah saat itu saya juga ketemu dosen pembimbing dan bab keempat saya terkumpulkan. Tinggal menunggu waktu untuk lanjut ke bab 5 setelah koreksi dari dosen selesai. Saat itu benar-benar Senin mubarok *yeay*

Bagikan:
0 0 votes
Rating Artikel
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Umpan Balik Sebaris
Lihat semua komentar